Lansia dalam Pencegahan Penyakit Degeneratif: Hindari Faktor Risiko Penyakit
Penyakit degeneratif merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang semakin meningkat prevalensinya, khususnya pada kelompok lanjut usia. Penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, stroke, hingga osteoartritis sering kali menurunkan kualitas hidup dan menimbulkan beban sosial maupun ekonomi. Lansia di Desa Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah menghadapi tantangan yang sama, yang sebagian besar masih kurang memahami faktor risiko, dampak, maupun upaya pencegahan penyakit degeneratif. Melihat kondisi tersebut, dibutuhkan upaya nyata melalui pemberdayaan lansia agar lebih siap dalam menjaga kesehatan di usia senja.
Kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Lansia dalam Pencegahan Penyakit Degeneratif di Desa Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah” ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian Pembinaan PNBP FKIK 2025. Tim pelaksana terdiri dari Diah Ayu Aguspa Dita, S.Kep., Ns., M.Biomed. sebagai ketua, bersama anggota dr. Indria Asrinda, M.Biomed; dr. Herleni Kartika, SpPD, KGH, FINASIM; serta dukungan mahasiswa FKIK Universitas Bengkulu. Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi lintas profesi dan generasi, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi peningkatan pengetahuan dan kesadaran lansia dalam mencegah penyakit degeneratif.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada Rabu, 10 September 2025, dengan metode edukasi, ceramah, diskusi, serta pembagian buku saku kesehatan. Pendekatan yang digunakan adalah Community Based Participatory Research (CBPR), yang melibatkan lansia dan mitra pendamping seperti Puskesmas Pekik Nyaring secara aktif dalam proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan. Melalui metode ini, pemberdayaan tidak hanya bersifat satu arah, tetapi juga membangun keterlibatan aktif masyarakat sehingga keberlanjutan program lebih terjamin.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain meningkatnya pengetahuan lansia mengenai definisi penyakit degeneratif, jenis-jenisnya, faktor risiko, hingga dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Selain itu, lansia juga diharapkan memahami langkah-langkah pencegahan sederhana seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga teratur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan terjalin sinergi antara FKIK UNIB, tenaga kesehatan, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan penyakit degeneratif. Pemberdayaan lansia bukan hanya tentang meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membangun kemandirian dan kesadaran kolektif dalam menjaga kesehatan. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi sesaat, tetapi juga pijakan penting menuju masyarakat desa yang sehat, mandiri, dan berdaya dalam menghadapi penyakit degeneratif di masa depan.