Edukasi Gizi Anak, Identifikasi Masalah Gizi Anak, Dan Pemanfaatan Teknologi Bagi Kader Kesehatan Desa Sidodadi Bengkulu Tengah
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu:
Angka stunting di Indonesia memang sudah membaik dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu. Akan tetapi, upaya pencegahan stunting masih perlu menjadi perhatian semua pihak. Satu dari tiga anak Indonesia masih mengalami stunting. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menjabarkan angka stunting di Rejang Lebong sebesar 26 persen. Bengkulu Tengah 25,5 persen, Seluma 24,7 persen. Lalu Lebong sebesar 23,3 persen, Kepahiang 22,9 persen, Kota Bengkulu sama dengan Mukomuko 22,2 persen. Sekurangnya 80% balita disetiap kabupaten/kota di timbang setiap bulan dan berat badannya naik sebagai indikasi bahwa balita tersebut tumbuh sehat. Salah satu penyebab terjadinya kasus kurang gizi pada masyarakat karena tidak berfungsinya lembaga–lembaga sosial dalam masyarakat seperti Posyandu. Penurunan aktivitas Posyandu dan evaluasi menyebabkan anak berisiko gizi masih ada yang belum terjaring dan mendapatkan asuhan.
Kader juga dikenalkan dengan metode pengukuran grafik pertumbuhan menggunakan aplikasi andoid derta computer untuk memudahkan dalam tindak lanjut di lapangan. Upaya tim pengabdian ini melibatkan dokter dan ahli gizi serta jajaran pemerintahan desa. Upaya ini termasuk memberikan saran kebijakan, koordinasi dan dukungan advokasi, membantu menghasilkan bukti praktik terbaik dalam nutrisi, dan memberikan bantuan teknis untuk memperluas cakupan dan kualitas layanan gizi berdampak tinggi untuk anak-anak. (dr. Noordiah Erlinawati, M.Gizi.,SpGK)